Sabtu, 29 Oktober 2011

Jurnal penelitian II

  Pembelajaran Bilangan Pecahan dengan Pendekatan Konstruktivis di SMP Negeri 13 Mataram Tahun 2005/2006
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menuntaskan belajar siswa kelas I B SMPN 13 Mataram tahun 2005/2006 pada materi pokok bilangan pecahan. Jenis penelitian adalah tindakan kelas yang dilaksanakan dalm 3 siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, evaluasi dan refleksi. Adapun indikator keberhasilan setiap siklus adalah tercapainya ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85 % siswa mencapai skor ³ 65. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan ketuntasan belajar 78,6 %, pada siklus II ketuntasan 83,3 % dan pada siklus III menghasilkan ketuntasan belajar 88,1 %. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme dapat menuntaskan belajar siswa kelas I B SMPN 13 Mataram tahun 2005/2006 pada materi bilangan pecahan.
Kata Kunci : Konstruktivis, bilangan pecahan, ketuntasan belajar.
baca selengkapnya di http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22077579.pdf

2 komentar:

  1. Pembelajaran Bilangan Pecahan dengan Pendekatan Konstruktivis di SMP Negeri 13 Mataram Tahun 2005/2006
    Komentar Saya :
    Saya sangat setuju dengan penerapan metode konstruktivis. Karena terjadi perubahan yang signifikan dari sikap guru dan siswanya. Guru bukan menjadi sumber utama dalm pembelajaran tetapihanya sebagai promotor dan motivator siswa untuk menemukan penyelesaian masalahnya sendiri. Selain itu guru juga lebih fokus untuk membimbing pra siswa menggali kemampuan mereka. Sedangkan siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalm pembelajaran. Selain itu, siswa juga akan merasa bangga dan senang karena dapat menemukan pemecahan masalahnya sendiri dengan diskusi kelompok.
    Pelaksanaan metode ini, dapat membentuk karakter kerja sama, percaya diri dan demokratis. Artinya siswa akan belajar bagaimana bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah dengan diskusi. Selain itu siwa juga menjadi percaya diri untuk mengungkapkan jawaban dan pemecahannya di kelas. Sikap demokratis juga akan muncul yaitu dengan adanya pemberian saran dari teman atau komentar terhadap persentasi kelompok.
    Tugas guru disini juga lebih berat yaitu menggali kemampuan siswa dan sebagai konsultan siswa jika mengalami kesulitan dan sebagai penengah jika terjadi perbedaan dalam penyelesaian masalah.

    BalasHapus
  2. saya mahasiswa dari Universitas Islam Indonesia
    terimakasih ya infonya, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus